SRI DATANG PETANI SUMBERDADI RESAH


Persemaian SRI

Akhir-akhir ini para petani di Desa Sumberdadi bingung dengan kondisi tanaman padi di lahannya. Dimana dengan dosis pupuk yang terus ditambah bukannya panen meningkat tetapi tanahnya sendiri semakin rusak sehingga saat ini  banyak terjadi hama dan penyakit yang menyerang tanaman padi akibat kondisi tanaman yang kurang sehat. Apalagi dengan adanya kenaikan harga pupuk bersubsidi baru-baru ini maka harapan dalam memperbaiki tingkat ekonomi semakin sulit
Dengan kondisi lahan yang sakit dan tingkat produksi padi yang sulit ditingkatkan petani sumberdadi semakin bingung dengan kedatangan SRI, keberadaan SRI sendiri ke Desa Sumberdadi dikabarkan akan memperbaiki produksi padi maupun kondisi lahan pertanian yang rusak.  Sedangkan mereka sendiri juga belum tahu apa sebenarnya SRI itu dan banyak yang belum yakin bahwa SRI dapat memperbaiki kerusakan lahannya.
Persemaian Menggunakan Besek
Untuk menjawab rasa penasaran ini maka banyak petani mencoba berkenalan SRI dengan mengikuti SRI yang diturunkan di Desa Sumberdadi. Setelah didata ternyata peserta program SRI sangat banyak dengan diikuti 21 petani yang tergabung dalam kelompok tani Dadi Mulyo, rasa penasaran mereka dijawab dengan bantuan berupa bibit, biaya garap dan pupuk organik secara  gratis bagi  yang mendaftar. Disamping itu mereka akan mendapatkan pelatihan setiap minggu dengan sistim Sekolah Lapang SRI secara langsung dilahan yang akan dipandu oleh Penyuluh Pendamping, Mantri Pertanian dan PHP Kecamatan Sumbergempol.
Selama mengikuti Sekolah lapang SRI mereka kebingungan dengan teknis cara tanam model baru ini. Dimana kebingungan petani  dalam melaksanakan Program SRI (System Rice Of Intensification) adalah pada sistim jarak tanam yang terlalu lebar yaitu 30 x 30 cm sampai 40 x 40 cm, sangat berbeda dengan cara menanam padi yang biasanya dengan jarak tanam  hanya 20 x 20 cm. Disamping  itu usia pindah tanam bibit yang biasanya diatas 20 hari harus ditanam pada usia antara 8 hari sampai dengan 15 hari dan harus disemai pada loyang atau tampan dengan jumlah bibit yang ditanam cuma 1 bibit dengan cara tanam bibit dangkal. Padahal petani sudah terbiasa menanam bibit ombol (lebih dari 4 bibit) dan terbiasa menyemai bibit di lahan.
Tanam SRI jarak tanam 30 x 30 cm
Selama mengikuti Sekolah Lapang SRI petani banyak  memperoleh pengetahuan tentang teknik cara tanam padi yang baru ini dimana cara ini bisa meningkatkan hasil panen padi sampai dua kali lipatnya dengan biaya garap yang murah. Apalagi dengan adanya pemupukan organik  akan memperbaiki kesuburan tanah yang akhir-akhir ini kesuburannya semakin menurun
Menurut Petugas Dinas Pertanian Tanaman Pangan Sumbergempol Program SRI merupakan Upaya Pemerintah dalam meningkatkan produksi beras nasional yang telah dicanangkan untuk surplus beras 10 Juta Ton pada tahun 2014. Tahun 2012 Dinas Pertanian Tanaman Pangan Kabupaten Tulungagung tmenunjuk Kelompok Tani Dadi Mulyo Desa Sumberdadi sebagai kelompok tani pelaksana Program SRI 2012 yang dicanangkan oleh pemerintah sebagai penunjang gerakan Peningkatan Produksi Beras Nasional (P2BN). 
Untuk mensukseskan Pelaksanaan program ini, pemerintah  menyediakan dukungan pendanaan  program SRI sebesar 43 Juta dimana pengalokasian dana sebesar 22 Juta akan dibelikan Hand Traktor dan sisanya adalah untuk biaya Sekolah Lapang SRI, pembelian pupuk, biaya garap dan pembelian bibit padi. Sedangkan target dari program ini adalah pengenalan tekniologi SRI pada petani Desa Sumberdadi dan Peningkatan Produksi padi per satuan luas lahan di Kecamatan Sumbergempol.


Oleh : Mulyantoko, SPt
Kategori : Feature

Komentar

Postingan populer dari blog ini

MODEL KAWASAN RUMAH PANGAN LESTARI (M-KRPL)

PEMANFAATAN LAHAN PEKARANGAN DI KELOMPOK WANITA DESA MIRIGAMBAR DUSUN MIRIDUDO KECAMATAN SUMBERGEMPOL