PENINGKATAN PRODUKSI BERAS DENGAN SLPTT APAKAH MUNGKIN


Pemasangan ajir sebagai pengamatan ekosistem

Peningkatan produksi beras 10 juta ton untuk tahun 2014 merupakan target nasional dalam memenuhi permintaan akan beras yang semakin tahun semakin meningkat. Bertambahnya jumlah penduduk dan semakin menurunnya luas tanah sawah berakibat tidak seimbangnya antara permintaan dan hasil produksi.  Kecenderungan penduduk Indonesia mengkonsumsi beras sangat tinggi dan sudah menjadi budaya jika belum makan nasi belum makan, walaupun sudah diberikan roti yang kandungan gizinya sebenarnya sama-sama mengandung karbohidrat.
  
Guna meningkatkan produktifitas dengan luas lahan yang ada / terbatas yang dimiliki oleh petani peningkatan tidak bisa dengan adanya perluasan lahan akan tetapi langkah intensifikasi lahan merupakan jalan keluar yang bisa diambil. Program SLPTT padi atau disebut sekolah lapang pengelolaan tanaman terpadu memberikan pendampingan kepada petani yang bertujuan meningkatkan produksi tanaman padi. Di dalam SLPTT terdapat pengawalan pendampingan dari mulai pemilihan bibit sampai dengan panen pada sebagian kelompok petani.
Menanam Padi
Desa trenceng kecamatan Sumbergempol merupakan salah satu penerima program SLPTT dari 4 desa yaitu desa Sambidoplang, Doroampel dan Wonorejo. Kerja sama program ini dapat berjalan melalui kerjasama dengan kelompok tani Desa Trenceng, kerjasama ini dapat dijalankan dengan  Poktan Amrih Mulyo yang diketuai oleh Bapak Harsoyo. Usaha dalam intensifikasi ini dapat difokuskan dalam tiga langkah pokok yaitu dengan penggunaan sistem tanam jajar legowo, sistem ini memberikan jumlah padi yang ditanam lebih banyak dari pada sistem tegel kebiasaan petani dengan kelebihan tanaman pinggir. Pengendalian pemupukan menggunakan BWD (bagan warna daun) dan PHSL (Pemupukan Hara Spesifikasi Lokasi) serta  pengendalian OPT dan penyakit dengan memperhatikan ekosistem lingkungan. 
Menggunakan sistem tanam jajar legowo
Pelaksanaan di tingkat petani menggunakan sistem tegel biasanya berukuran 20 x 20 cm dan 25 x 25 cm, pada kegiatan program ini petani Desa Trenceng menggunakan sistem tegel 27 x 27 cm dan pembanding menggunakan sistem jajar legowo 20 x 40 x 13 cm.  Diharapkan jika setiap desa penerima program dan kerjasama antara PPL, mantri dan PHP dapat menjalankan secara baik dan harapan petani-petani disekitar program turut mencontoh, sangat mungkin target 10 juta ton beras dapat dicapai.


Oleh : Agus Arifin, AMd
Kategori : Feature 

Komentar

Postingan populer dari blog ini

MODEL KAWASAN RUMAH PANGAN LESTARI (M-KRPL)

PEMANFAATAN LAHAN PEKARANGAN DI KELOMPOK WANITA DESA MIRIGAMBAR DUSUN MIRIDUDO KECAMATAN SUMBERGEMPOL