Gerakan pengendalian penyakit Hawar daun bakteri di kelompok tani Subur Tani desa Doroampel kec Sumbergempol
Pada
hari Rabu 10 Maret 2021 bertempat di lahan persawahan kelompok tani subur tani desa
doroampel dengan budidaya padi seluas 15 HA di dilaksanakan gerakan pengendalian
penyakit hawar daun bakteri. Sebelum kegiatan ini dilaksanakan diadakan pengamatan oleh petugas POPT dan Penyuluh Pertanian Lapangan dalam
laporan peringatan dini. Karena adanya serangan hawar daun bakteri diatas
ambang normal maka segera di laksanakan gerakan pengendalian. Gerakan ini menggunakan Insektisida bakterisida
bersumber dari APBN. Gerdal ini dihadiri + 40 orang
petani bersama POPT, Penyuluh Pertanian WKPP desa doroampel ,Koordinator
Penyuluhan dan Koordinator OPT Kabupaten
Tulungagung . Kegiatan berjalan lancar, tertib dan sesuai dengan protocol
kesehatan diera Covid 19 ini yaitu
dengan menggunakan kaos lengan panjang dan memakai masker.
Penyakit
hawar daun bakteri (HDB) merupakan salah satu penyakit padi utama yang tersebar
di berbagai ekosistem padi. Penyakit disebabkan oleh bakteri Xanthomonas oryzae pv.
oryzae (Xoo). Patogen ini dapat mengenfeksi tanaman padi pada semua fase
pertumbuhan tanaman dari mulai pesemaian sampai menjelang panen. Penyebab
penyakit (patogen) menginfeksi tanaman padi pada bagian daun melalui luka daun
atau lobang alami berupa stomata dan merusak klorofil daun. Hal tersebut
menyebabkan menurunnya kemampuan tanaman untuk melakukan fotosintesis yang
apabila terjadi pada tanaman muda mengakibatkan mati dan pada tanaman fase
generative mengakibatkan pengisian gabah menjadi kurang sempurna.
Bila
serangan terjadi pada awal pertumbuhan, tanaman menjadi layu dan mati, gejala
ini disebut kresek. Gejala kresek sangat mirip dengan gejala sundep yang timbul
akibat serangan penggerek batang pada fase tanaman vegetatif. Pada tanaman
dewasa penyakit hawar daun bakteri menimbulkan gejala hawar (blight). Baik
gejala kresek maupun hawar, gejala dimulai dari tepi daun, berwarna keabu-abuan
dan lama-lama daun menjadi kering. Bila serangan terjadi saat berbunga, proses
pengisian gabah menjadi tidak sempurna, menyebabkan gabah tidak terisi penuh
atau bahkan hampa. Pada kondisi seperti ini kehilangan hasil mencapai 50-70
persen. Faktor lingkungan sangat berpengaruh terhadap perkembangan penyakit ini
terutama kelembaban yang tinggi sangat memacu perkembangan penyakit ini.
penulis wirawan rubi permana
Komentar
Posting Komentar