PANEN PADI DENGAN MESIN PANEN (COMBINE HAVESTER) DI POKTAN SUBUR SEJATI DESA WONOREJO KECAMATAN SUMBERGEMPOL TULUNGAGUNG

PANEN PADI DENGAN MESIN PANEN (COMBINE HAVESTER) DI POKTAN SUBUR SEJATI DESA WONOREJO KECAMATAN SUMBERGEMPOL TULUNGAGUNG


Penanganan pasca panen padi merupakan upaya sangat strategis dalam rangka mendukung peningkatan produksi padi. Kontribusi penanganan pascapanen terhadap peningkatan produksi padi dapat tercermin dari penurunan kehilangan hasil dan ter-capainya mutu gabah/ beras sesuai persyaratan mutu.


Pada dasarnya proses panen padi dapat dilakukan melalui dua macam cara, yaitu melalui cara tradisional dan menggunakan mesin perontok padi tipe stasioner/Herek. Mengingat adanya beberapa jenis lahan, maka kedua cara tersebut dirasa belum maksimal, sehingga perlu dilakukan perancangan dan pengembangan produk mesin pemanen padi (combine) portable. 

Salah satu masalah yang dihadapi petani dalam budi daya tanaman padi dari mulai pesemaian sampai panen  diantaranya keterbatasan tenaga kerja manusia, ini terasa sekali dampaknya oleh petani terutama pada penambahan biaya usahatani, upah buruh semakin meningkat, kualitas hasil panen menurun akibat kisaran waktu panen lama lebih dari 2-3 hari.

Mesin pemanen padi ini mempunyai kemampuan kerja merontokkan bulir padi dari batangnya dan sekaligus dapat menebang batang padi tersebut. Pemahaman tentang combine harvester sangat penting dalam pengelolaan pertanian tanaman pangan modern, Penanganan pascapanen padi merupakan upaya sangat strategis dalam rangka mendukung peningkatan produksi padi. 


Kontribusi penanganan pascapanen terhadap peningkatan produksi padi dapat tercermin dari penurunan kehilangan hasil dan ter-capainya mutu gabah/ beras sesuai persyaratan mutu. Setyono (2010) menyatakan masalah utama dalam penanganan pascapanen padi adalah tingginya kehilangan hasil serta gabah dan beras yang dihasilkan bermutu rendah.Hal tersebut terjadi pada tahapan pemanenan, perontokan dan pengeringan. 

Masalah utama yang dihadapi dalam penanganan pascapanen padi adalah tingginya susut (losses) baik secara kuantitatif maupun kualitatif.Permasalahan tersebut berakibat adanya kecenderungan tidak memberikan insentif kepada petani untuk memperbaiki tingkat pendapatannya (Hasbi 2012). Maka dari itu perlu adanya mesin pemanenan padi (combine harverter). Combine harvester adalah mesin yang memanen tanaman serealia. Mesin ini, seperti namanya, merupakan kombinasi dari tiga operasi yang berbeda, yaitu menuai, merontokkan, dan menampi, dijadikan satu rangkaian operasi. Dan tenaga kerja dibutuhkan hanya 3-5 orang tenaga kerja, serta luas area perhari bisa mencapai 3-4 hektar perhari.

Saat ini sebagian besar petani di Kecamatan Sumbergempol sudah memanfaatkan panen dengan menggunakan combine, menurut mereka dengan menggunakan combine waktu panen lebih cepat luas 0,14 Ha cukup 45 menit sudah bisa bawa pulang gabah yang sudah bersih dengan biaya yang cukup terjangkau yaitu Rp. 350.000,- Bila dibandingkan dengan panen menggunakan Herek biasanya butuh waktu 2 hari dan biaya dua kali lipat. 

             

Komentar

Postingan populer dari blog ini

MODEL KAWASAN RUMAH PANGAN LESTARI (M-KRPL)

PEMANFAATAN LAHAN PEKARANGAN DI KELOMPOK WANITA DESA MIRIGAMBAR DUSUN MIRIDUDO KECAMATAN SUMBERGEMPOL