Pengendalian penyakit kresek pada tanaman padi di Kecamatan Sumbergempol

Penyemprotan Masal
Di musim hujan di awal tahun 2013 tantangan dalam berbudidaya tanaman padi meningkat, dengan curah hujan yang besar dan seringnya turun hujan maka akan membentuk kondisi dimana penyakit dapat tumbuh subur. Sebagai petani harus berkreasi dalam menghadapi kondisi air dan kelembapan yang terjadi di musim hujan, salah satu langkah adalah dengan memperlebar jarak tanam. Akan tetapi bagi petani yang masih bersifat tradisional maka banyak menyamakan dengan sistem tanam di musim kemarau atau sesuai kebiasaan turun temurun.  
Pembagian Secara Adil
Kecamatan Sumbergempol yang mempunyai areal persawahan yang ditanami padi, berdasarkan laporan dari  petani dan kunjungan lapang oleh penyuluh dan petugas PUPT terdapat tanaman padi yang terkena kresek yang diakibatkan oleh bakteri Xanthomonas atau disebut Hawar daun bakteri ya, disebabkan oleh jamur yaitu penyakit blas yang menyebabkan tengah daun kering berbentuk belah ketupat dan sebagian yang terkena virus tungro dengan ciri daun tanaman padi yang berwarna merah. Desa Junjung, Bendiljati Wetan mendapatkan bantuan berupa bakterisida dengan tambahan formula fungisida guna menanggulangi penyakit kresek yang dapat mengakibatkan kegagalan panen dikarenakan jika dibiarkan tanaman tidak dapat tumbuh baik dan jika terus tumbuh bisa berakibat terkena potong leher yang mempengaruhi pengisian bulir padi.
Pemberian Pestisida
Dengan adanya penyemprotan masal tersebut diharapkan serangan penyakit tidak meluas dan dapat mengurangi beban petani dalam memberantas hama dan penyakit tanaman padi. Pengamatan tanaman secara intensif dari tanaman pinggir dan tengah terus dilakukan berguna dalam melihat kondisi tanaman dan lingkungan sehingga didapat penanganan hama penyakit yang cepat dan berkelanjutan. Upaya pencegahan dengan menerapkan sistem tanam renggang, SRI dan Jajar legowo dapat dikonsultasikan bersama penyuluh pertanian dan petugas PUPT guna mencegah dan membentuk kondisi lingkungan yang aman dari hama dan penyakit. 

Komentar

Posting Komentar

Postingan populer dari blog ini

MODEL KAWASAN RUMAH PANGAN LESTARI (M-KRPL)

Gambar
Kelompok Wanita KRPL Desa Sumberdadi M-KRPL merupakan suatu konsep model rumah pangan yang dibangun dalam suatu kawasan (dusun, desa, kecamatan dst) dengan prinsip pemanfaatan pekarangan yang ramah lingkungan untuk pemenuhan kebutuhan pangan dan gizi keluarga, serta peningkatan pendapatan yang pada akhirnya akan meningkatkan kesejahteraan melalui partisipasi masyarakat.  Di Kecamatan Sumbergempol konsep rumah pangan KRPL  bertempat di Desa Sumberdadi yang berada di wilayah timur Sumbergempol, dengan kelompok wanita tani Manggis sebagai penggerak kegiatan tersebut dalam memanfaatkan pekarangan.  Kegaitan KRPL sendiri bertujuan: 1.Meningkatkan ketrampilan keluarga dan masyarakat dalam pemanfaatan lahan pekarangan di perkotaan maupun perdesaan untuk budidaya tanaman pangan, buah, sayuran dan tanaman obat keluarga (toga), pemeliharaan ternak dan ikan, pengolahan hasil serta pengolahan limbah rumah tangga menjadi kompos.  2.Memenuhi kebutuhan pangan dan gizi keluarga dan mas
Baca selengkapnya

PEMANFAATAN LAHAN PEKARANGAN DI KELOMPOK WANITA DESA MIRIGAMBAR DUSUN MIRIDUDO KECAMATAN SUMBERGEMPOL

Gambar
Pemanfaatan Pekarangan Pemanfaatan lahan pekarangan merupakan salah satu kegiatan yang bisa menciptakan penganekaragaman konsumsi pangan. Penganekaragaman konsumsi pangan merupakan upaya memantapkan atau membudayakan pola konsumsi pangan yang beragam, bergizi, seimbang, dan aman, guna memenuhi kebutuhan gizi untuk mendukung hidup sehat, aktif, dan produktif. Program demplot pekarangan adalah pemanfaatan lahan kosong di sekitar rumah. Program ini bertujuan untuk menciptakan sumber pangan lokal dan meningkatkan kesejahteraan para petani dan keluarganya. Dengan menanam sayur-sayuran, buah-buahan dan ternak itik diharapkan dapat menciptakan sumber pangan yang bergizi, beragam, dan berimbang. Pemanfaatan halaman rumah Sejak 2011 lalu, kelompok wanita di Desa Mirigambar, Dusun Miridudo, telah melaksanakan program demplot pekarangan dengan memanfaatkan lahan masing-masing angotanya yang berjumlah 27 anggota kelompok. Mereka menanam sesuai ajuran program demplot tersebut. Sel
Baca selengkapnya