Selayang pandang geliat budidaya padi organik kelompok tani Sri Makmur ds Sukorejo kec Sambirejo kab Sragen


Wawancara tim PPL kec Sumbergempol dengan kelompok Tani Sri Makmur sebagai penghasil padi organik
Sebuah desa di kaki gunung Lawu dengan ketinggian + 400 m dpl yang terlihat lengang, asri, lingkungan bersih, udara sejuk dengan rumah-rumah penduduk yang didominasi bangunan khas Jawa Tengah tertata rapi. Lalu lalang warga desa yang jarang terlihat di lingkungan rumah mereka karena sibuk ke sawah mengolah lahan pertanian. Sapa orang-orang yang lewat meski hanya 1 atau 2 orang serasa menyejukkan hati sesejuk hawa pengunungan yang masih alami. Semerbak bau kandang yang sesekali ditiup angin membuktikan sebagian besar penduduk desa gemar beternak.
Beras Organik Beras Merah Thailand
Kelompok tani Sri Makmur, sebuah kelompok tani di desa Sukorejo kec Sambirejo kab Sragen merupakan wujud kebersamaan warga desa dalam menyatukan visi dan misi untuk meningkatkan pangupojiwo yang hampir semua berprofesi sebagai petani padi. Ide kelompok untuk berbudidya padi organik tercetus sejak tahun 2000.  Luasan lahan kelompok 61 ha dari total luas lahan desa132 ha ditanami padi secara organik sekaligus memanfaatkan potensi sumberdaya alam yang ada dan sangat mendukung yaitu hamparan sawah, pengairan, kotoran ternak dan tenaga kerja.
Hasil study banding punggawa BPP Sumbergempol bersama kelompok tani desa Wates tanggal 24 Nopember 2012 ke Sragen merupakan pengalaman berharga dan sebagai oleh-oleh yang bisa dibawa ke Tulungagung. Berdasarkan pengalaman kelompok tani Sri makmur beberapa faktor penting dan menunjang keberhasilan budidaya padi organik diantaranya :
1.       Pengairan
2.       Lahan
3.       Petani
4.       Pendamping
5.       Pengusaha
Budidaya padi yang dilakukan dalam  oleh kelompok 1 tahun 3 kali panen, perkembangan luas lahan garapan padi organik berkembang pesat terbukti dari luas lahan 1 desa131 ha hampir semua ditanami  padi secara organi. Kas awal kelompok sebesar Rp300.000,- saat ini sudah berkembang menjadi 30 juta-an.

Menurut pemaparan ketua kelompok tani Sri Makmur sebelum tahun 2000 rata2 hasil padi 5,1 – 5,2 T/ha. Awal tahun 2000 kelompok membuat demplot dengan penambahan kompos 8 T/ha tetapi hasil merosot 20%. Tahun 2003 kerugian akibat penurunan hasil ditanggung oleh kelompok. Pada tahun yang sama pemda Sragen membuat kebijakan  bahwa  PNS diwajibkan membeli beras organik 10 kg/orang. Tahun-tahun selanjutnya sampai sekarang kelompok sudah mendapat pasar dar i  PT Padi Mulia. Saat ini pasar membutuhkan masih sangat membutuhkan beras organik. Beberapa varietas yang selama ini dikembangkan yaitu:
1.       Menthik wangu dengan harga GKP Rp 4.900,-
2.       C-4 Raja dengan haraga  GKP Rp 4.720,-
3.       Beras hitam dengan harga GKP Rp 12.000,-

Jatuh bangun telah dijalani kelompok tani Sri Makmur dalam budidaya padi organik sampai akhirnya tahun 2006 upaya yang dilakukan kelompok memberikan peningkatan hasil 6,1% per ha, tahun 2009  hasil mencapai 7-9 T/ha suatu hasil yang sudah dapat menghidupi kelompok maupun anggotanya.

Beras organik dalam kemasan yang siap dijual di pasaran dari varietas Mentik Wangi
Upaya mengembalikan kesuburan tanah dengan mempertimbangkan kelestarian alam merupakan kunci utama dalam meningkatkan hasil budidaya padi organik. Saat panen jerami 50% ditimbun di lahan untuk penambahan unsur K. Penggunaan pestisida organik dengan memanfaatkan empon-empon seperti kunyit, temulawak dll diyakini bisa mengatasi serangan hama dan penyakit padi. Penambahan  pupuk organik yang diolah dari kotoran ternak merupakan upaya yang berdampak jangka panjang pada peningkatan hasil. Prospek yang bisa diraih dari budidaya padi organik merupakan iming-iming bagi petani yang ingin berbudidaya padi secara organik karena dewasa ini permintaan beras organik terus meningkat.



Berkunjung di BPP Sunan Kalijogo Ds. Sambungmacan 







Komentar

Postingan populer dari blog ini

MODEL KAWASAN RUMAH PANGAN LESTARI (M-KRPL)

PEMANFAATAN LAHAN PEKARANGAN DI KELOMPOK WANITA DESA MIRIGAMBAR DUSUN MIRIDUDO KECAMATAN SUMBERGEMPOL